22 April 2008

Tentang Harmoko

harmokoAda yang menarik dari dialog pada berita petang hari di sebuah TV swasta hari sabtu (19 April) kemarin. Ketika seseorang dari masa lalu di wawancara secara jarak jauh. Seseorang itu adalah Harmoko.

Bagi mereka yang masih muda, generasi yang lahir di tahun 90an mungkin agak asing dengan nama ini, karena mungkin ketika tokoh yang satu ini malang melintang di televisi dan media, generasi 90an kira2 masih SD.

Sedikit review, Harmoko adalah salah satu tokoh yang pernah hampir tiap hari muncul di televisi (pada saat itu hanya TVRI, kemudian disusul beberapa TV swasta baru, TPI, RCTI dan SCTV). Beliau pernah menjabat Menteri Penerangan,-mungkin terlama dalam sejarah Indonesia,(1983-1997). Terakhir berkiprah adalah menjadi Ketua DPR/MPR.

Ketika menjabat sebagai Menteri Penerangan itulah, Harmoko menjadi sosok yang hampir tiap hari menghiasi media, baik televisi maupun media cetak. Dan di masa-masa itu adalah masa suram bagi media karena kebebasan yang terkebiri. Tokoh itu hampir disetiap kemunculannya di televisi selalu memutar kalimat "menurut petunjuk bapak presiden", dikalangan masyarakat juga beredar idiom bahwa Harmoko adalah HARi-hari oMOngk KOsong. Belakangan, dalam wawancara kemarin itu sang tokoh juga mengakui bahwa akronim itu telah mendarah daging..

Apa yang menarik dari kemunculan Harmoko sekarang? Kemunculannya kemarin adalah dalam rangka deklarasi baru, dimana bapak ini adalah salah satu pembinanya. Partai ini adalah Partai Kerakyatan Nasional, yang diklaim sebagai partai anak muda. Banyak pengamat merespon negatif atas kehadiran Harmoko dalam kancah politik Indonesia, mengingat banyak sekali cacat politik yang dimiliki Harmoko.

Dari dialog tersebut juga bisa disimak bahwa seorang Harmoko tak selincah dulu lagi, mengingat usianya yang sudah tua, beberapa pertanyaan dari reporter seperti kesulitan dicerna oleh beliau, dan wawancara itu seperti tidak mengalir. Jauh sekali dengan kemunculannya dahulu dijaman Orde Baru, karena memang seluruh media ada dalam genggamannya, sehingga mungkin ketika dia bicara di media seperti seorang guru TK di depan murid-muridnya.

21 April 2008

Tentang Kartini

kartini

Berbicara mengenai kartini adalah berbicara tentang pembebasan, dalam hal ini adalah pembebasan kaum perempuan dari keterikatan pada adat, sosial dan budaya yang mengikat perempuan pada tatanan norma,disamping, tentu saja, adalah pemebebasan bangsa dengan alat perjuangan berupa pergerakan nasional.

Pergerakan nasional sendiri sebenarnya sudah dimulai ketika seorang Tirto Adi Suryo mulai merintis organisasi modern dengan berkeliling ke pembesar-pembesar jawa (Bupati ) untuk mengkampanyekan usaha nya dalam merintis organisasi modern sebagai alat pembebasan bangsa.

Sementara, beberapa belas tahun sebelum Budi Utomo hadir, Kartini yang manis itu telah menulis surat-suratnya. Menyala-nyala dengan cita-cita dan keinginan untuk belajar dan bebas, Kartini harus menerima kenyataan hanya disekolahkan hingga usia 12 tahun. Bahasa Belanda telah dikuasai, maka energi, gairah, kekecewaan dan angan-angannya disalurkan lewat surat-suratnya—yang mengejutkan– begitu indah dan puitis.

Berbagai literatur yang memuat tulisan tentang Kartini menyatakan bahwa, gagasan-gagasan utama Kartini adalah meningkatkan pendidikan bagi kaum perempuan, baik dari kalangan miskin maupun atas, serta reformasi sistem perkawinan, dalam hal ini menolak poligami yang ia anggap merendahkan perempuan. Namun dalam Panggil Aku Kartini Saja yang ditulis oleh Pramoedya tergambar bahwa gagasan dan cita-cita Kartini lebih dalam, lebih tinggi dan lebih luas daripada sekedar mencerdaskan kaum perempuan dan memperjuangkan monogami (meskipun hal ini menjadi sentral dari praktek perjuangannya). Kartini, bagi Pram adalah feminis yang anti kolonialisme dan anti feodalisme, hingga ke tulang sum-sumnya.

Surat-suratnya kepada Stella Zeehandelaar, seorang feminis sosialis dari Belanda, banyak yang telah dihancurkan. Justru percakapan tertulis dengan Stella-lah yang banyak membuka mata dan hati Kartini terhadap masalah perempuan dan pembebasannya. Juga memahat secara perlahan-lahan penolakannya akan dominasi golongan feodal terhadap rakyat kecil. Surat Kartini yang secara khusus membahas buku Auguste Bebel De Vrouw en Sosialisme dihapus oleh Abendanon karena kepentingan kolonialnya. Kartini banyak menerima buku-buku progresif semacam ini dari sahabatnya H.H van Kol, seorang sosialis demokrat anggota Tweede Kamer. Mungkin dari surat-surat itu, gambaran yang lebih utuh tentang pikiran-pikiran politik Putri Jepara yang tak ingin dipanggil dengan gelarnya itu, bisa lebih utuh. Pram mampu memberikan perimbangan kepada distorsi yang telah merajalela selama ini terhadap sosok Kartini–mulai dari mitosisasi Kartini, hingga reduksi terhadap gagasan-gagasannya.

Satu hal yang juga perlu dicatat adalah saat Kartini menulis suratnya, sentimen nasionalisme yang terorganisir belum muncul. Organisasi pertama kaum buruh SS Bond, baru hadir tahun 1905, setahun setelah kematian Kartini. Tradisi menggunakan media surat kabar dan terbitan untuk menyebarluaskan propaganda, belum timbul. Karya jurnalisme awal dari Sang Pemula (Tirto Adhi Suryo), Medan Prijaji, baru terbit tahun 1906. Referensi dari gagasan-gagasan orisinil Kartini berasal dari berbagai literatur berbahasa Belanda yang dibaca Kartini dalam masa pingitannya, serta korespondesinya dengan khususnya Stella.. Adalah satu hal luar biasa bahwa Kartini yang sendirian, terisolasi dan merasa sunyi itu mampu membangun satu gagasan politik yang progresif untuk zamannya, baik menyangkut kaum perempuan maupun para kawula miskin tanah jajahan.

Gagasan-gagasan ini lalu diikuti oleh beberapa tokoh perempuan lainnya, seperti Dewi Sartika dan Rohina Kudus. Namun Kartini tetaplah Sang Pemula, yang mengawali seluruh tradisi intelektual gerakan perempuan Indonesia, berikut gagasan paling awal dalam melihat ketertindasan rakyat di bawah feodalisme dan kapitalisme. Nasib tragis Kartini menjadi salah satu petunjuk bahwa tak ada jalan baginya untuk membangun perjuangan dengan cara lain yang lebih kuat dan efektif. Zaman beorganisasi belum terbit.

(dari berbagai sumber)

17 April 2008

Visit Indonesia Year 2008

Visit Indonesia Year 2008

Lagi, pemerintah Indonesia mencanangkan sebuah program baru "Visit Indonesia Year 2008". Namun sederet pertanyaan muncul mengiringi pencanangan tahun kunjungan wisata tersebut.
Pemerintah Indonesia sekarang sepertinya masih saja mengikuti pola-pola kebijakan lama, dengan politik slogan dan pencanangan namun sepertinya tanpa perencanaan dan penerapan yang matang. Sederet pertanyaan yang muncul tersebut adalah apa yang telah dilakukan pemerintah untuk persiapan Visit Indonesia Year 2008 tersebut, kemudian bagaimana promosi yang dilakukan, serta bagaimana supaya wisatawan betah dan akan kembali lagi suatu saat.

Justru sebuah ironi yang terjadi, ketika awal tahun program ini dicanangkan, yang terjadi adalah coreng moreng wajah Indonesia,dapat langsung di ketahui ketika Bandara Internasional Soekarno Hatta sempat di tutup beberapa jam, karena banjir, (dan tidak hanya sekali saja), juga wajah Jakarta yang di hajar Banjir, begitu juga banyak daerah di Indonesia, terutama Jawa. Meskipun ada dalih bahwa itu semua termasuk 'force majeur' atau bencana alam, namun terlihat penanganan dan penanggulangannya pun masih kacau, walaupun bencana itu seperti layaknya musim hujan yang datang berulang. Jika Bandara Internasional dan Ibukota Negara sebagai pintu gerbang Negara seperti itu, bagaimana wisatawan dan pendatang mau datang? Itulah pertanyaan besar bagi pemerintah Indonesia.
Sebagaimana kebijakan pemerintah lainnya, yang hanya ideal dalam tataran ide dan pencanangan, namun amburadul dalam infrastruktur dan penerapan, pun pengawasan. Ambil contoh lain, program konversi Bahan Bakar Minyak ke Gas, bagus memang ide dan tujuannya, namun ketika sudah dalam tahap implementasi dan pengawasan, yang terjadi adalah amburadul, selain karena infrastruktur yang masih jauh dari memadai.

Meskipun tulisan ini ibarat seorang balita yang berteriak di samudra luas, namun paling tidak memang harus diteriakkan, ada atau tidaknya yang mendengar...

Kembali pada Program Kunjungan Wisata, kota Jogja bisa dijadikan sedikit acuan, menengok kemajuan signifikan dengan adanya Bus Transjogja, yang memang nyaman, dan diyakini akan menambah fasilitas bagi para pendatang, termasuk wisatawan yang ingin berkeliling Jogja dengan nyaman dan murah. Selain itu, Jogja juga sedang menggalakkan program kebersihannya, salah satunya dengan menempatkan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non organik.

Pada akhirnya, sebagai warga negara yang baik, kita hanya bisa berharap, semoga pemerintah semakin bijak dalam membuat kebijakan..

14 April 2008

Lagu jadul

Bagi yang lagi hobi ama yang jadul2, termasuk lagu jadul, bisa diunduh disini:

ABBA_Fernando
Bee Gees_Holiday

Benyamin S_Sang Bango
Benyamin S_Hujan Gerimis
LILIS_SURYANI_-_GENJER_GENJER

Ribut-ribut tentang Fitna

Beberapa pekan terakhir dunia internet indonesia seakan semakin ramai dan heboh.
Hal ini tak lepas dari reaksi (berlebihan) pemerintah indonesia (Menteri Kominfo) terkait dengan peredaran video provokatif tentang Islam yang berjudul Fitna.

Terlepas dari kontroversi video tersebut,sepertinya reaksi pak menteri terlalu berlebihan, dengan memblokir situs berbagi video, Youtube yang dianggap sebagai asal muasal menyebarnya video tersebut.

Mengapa berlebihan? Karena jika sesuatu semakin dilarang dan di cegah peredarannya otomatis hal itu akan meningkatkan nilai jual komoditas tersebut, apapun itu.
Dan benar saja, searching dan browsing tentang video tersebut menempati rating tertinggi di dunia maya.

Satu hal lagi, mengapa pemerintah Indonesia terlalu "kebakaran jenggot"? Kenapa tidak kita melihat dengan kacamata positip, paling tidak kita mencoba melihat bagaimana golongan non muslim melihat islam dengan kaca mata mereka, meskipun bukan islam secara keseluruhan, karena disitu hanya islam fundamentalis dan mereka yang dikategorikan ekstrem, dan tentu saja tidak akan objektif.

Dan terakhir, dengan melihat video tersebut tidak akan mengakibatkan orang-orang muslim di Indonesia berubah menjadi kafir bukan? Apalagi jika melihatnya sebagai sebuah tambahan wawasan dan pengetahuan sebagai sebuah instropeksi massal, terlepas dari ketidak benaran isi video tersebut.

11 April 2008

Jogja Punya Busway

Sudah beberapa bulan ini Jogja mempunyai sarana transportasi baru, ya bus kota shelter to shelter, yang seringkali disebut busway.. Bus ini di tempeli nama sabagai Transjogja

Moda angkutan ini ternyata banyak ditunggu kalangan pengguna angkutan umum, terutama ibu-ibu dan kaum wanita karena selain nyaman, juga tidak ugal-ugalan seperti image yang menempel pada saudara tuanya, bus kota konvensional..

Sejumlah perbedaan mendasar dari Bus Transjogja dengan Bus Kota konvensional adalah Bus Transjogja tidak bisa menaikkan dan menurunkan penumpang disembarang tempat, kecuali di halte (shelter lebih tepatnya), selain itu juga Bus Transjogja dilengkapi dengan AC, tempat duduk yang nyaman (seperti tempat duduk kelas eksekutif di kereta api) serta petugas yang dilengkapi seragam yang rapi. Hal ini tentusaja merupakan kemajuan yang cukup signifikan, ditambah dengan jam operasi yang sampai malam, kurang lebih jam 21.30, sehingga mendukung geliat Jogja sebagai kota pariwisata..

Satu hal, yang menjadi momok bagi sarana dan prasarana umum di Indonesia selama ini adalah kurangnya perawatan serta pengrusakan tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab, ambil contoh misalnya telepon umum, beberapa tahun yang lalu, ketika kebutuhan masyarakat akan telepon umum masih tinggi, tak banyak telepon umum yang awet dan bertahan lama fungsinya di tengah masyarakat, entah rusak entah hilang... dan boks nya pun tak luput dari corat coret..
Namun semoga, masyarakat kita semakin dewasa, terutama generasi mudanya, sehingga sarana bus Transjogja tetap terjaga dan terpelihara...

Mau lihat Transjogja, klik di sini

08 April 2008

perjalanan #1

tuntutan tugas dr pekerjaan saya selalu membawa saya ke dalam perjalanan demi perjalanan, seperti mengikuti mozaik kehidupan, dari kelas terbawah, kelas standard sampai kelas atas, secara ekonomi tentunya..

belum lama ini, menelusuri jalur pantura, kebetulan ('apes' bagi sebagian orang lainnya) saya dapat bus ekonomi, karena naik bukan dari agen, dan mulailah fragmen lain dari kehidupan beradegan di bus yang sesak penumpang, berjalan mengukur jalan di terik suhu panas pantura... perlahan bus menjelma menjadi toserba, dengan silih berganti pedagang yang menjajakan dagangan, mulai dari dagangan standard, rokok, air minum kemasan, makanan.. sampai dagangan yang agak tak lazim seperti alat pijat yang berbentuk seperti durian, dan sebagainaya..
tentu saja, disela2 penjual yang adu lihai menjajakan dagangan tersebut pasti ada musisi2 jalanan yang seperti berlomba silih berganti melebihi kontes nyanyi di tv, ada yang hanya bermodal "icrik-icrik" sampai membawa tape recorder plus salon, dan hebatnya tidak hanya laki2 yang terjun dalam profesi ini, tak lupa cewek-cewek yang berpenampilan layaknya penyanyi betulan pun ikut meramaikan laju bus tersebut..

lengkap sudah, bus itu menjadi "toserba berjalan.."

dulu ketika menelusuri belantara aceh, angkutan yang paling umum disana adalah "labi-labi" untuk dalam kota/kab, dan L300 untuk antar kabupaten, so hampir tidak mungkin untuk menjadikan sarana tersebut tempat berjualan pun mengamen, selain kultur masyarakat disana memang lebih "jaim", kalau tidak bisa dibilang "gengsi", hal ini dapat dilihat dari sedikit nya profesi tukang parkir, tak sebanyak di sini (jawa), motor di depan mata pun diparkirin...

memang pepatah selalu berlaku, lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain belalang...

02 April 2008

quote of the day

ada tiga hal yang tidak dapat disembunyikan manusia,
cinta, kemiskinan dan batuk...